Wednesday, 22 January 2014

Kebahagiaan itu seperti Celana Dalam

My man, kebahagiaan itu persis seperti celana dalam. Serius? Saya tidak sedang bergurau.

Coba lihat di sekitar kalian, apakah ada orang2 yang memperlihatkan celana dalamnya? Dia boleh saja bilang bangga celana dalamnya itu terbuat dari permata, dibeli di Paris, tapi apa pernah dia di tengah orang banyak, melorotkan celana luar, kemudian memperlihatkan celana dalam permatanya? Tidak akan.

Serupa kisahnya. Kitalah yang tahu persis apakah hati kita ini bahagia atau tidak. Mau kita pamer sedang berfoto jpret, jpret di Italia, kita perlihatkan ke seluruh dunia, mau kita pamer punya pekerjaan mantabbb, gaji tinggiii, pasangan cantik/tampan, semua terlihat keren dan kinclong, tapi apakah kita sesungguhnya bahagia atau tidak, ya kita sendiri. Sama persis seperti kita sendiri yang sejatinya tahu memakai celana dalam warna merah atau putih, apakah kita nyaman memakainya, tidak gerah, tidak kejepit, tidak mengganggu gerakan, jelas kita sendiri yang tahu.

My man, maka urusan ini jadi sederhana sekali. Kebahagiaan itu ada di hati kita. Maka, meskipun celana dalam kita seharga 3 buah 10ribu rupiah, kitalah yang tahu nyaman atau tidak memakainya. Sebodo amat dengan orang lain. Mau celana dalam kita itu hanya beli di kulakan murah, kitalah yang tahu nyaman atau tidak mengenakannya. Tidak penting penilaian para pengamat celana dalam. Jangan terpesona melihat orang2 yang sibuk pamer, pastikan saja kita tidak ikut rusuh untuk ikut pamer, "Eh Jeng, celana dalamku itu ada totol-totol macannya loh." Tidak perlu dan sama sekali tidak penting.

Bersyukurlah dengan celana dalam, eh, kehidupan yang kita miliki. Cukuplah superman saja yang pamer2 celana dalam. Dan bisa dimaklumi, karena beliau ini jelas bukan manusia. Dia mahkluk dari planet Crypton--yg di edisi baru malah sudah nggak pamer CD lagi.

Sumber

0 comments:

Post a Comment